Puisi mbeling bukan merupakan hasil karya penyair “mapan”. Tetapi kehadirannya mau tak mau harus kita terima. Seperti dinyatakan Sapardi Djoko Damono”… Harus diakui bahwa puisi jenis ini telah memberikan sumbangan yang berharga bagi keanekawarnaan puisi kita” (Sapardi Djoko Damono, 1981:91).
Puisi mbeling muncul pertama kali pada majalah Aktuil yang terbit di Bandung. Majalah ini menyediakan lembaran khusus untuk menampung sajak. Oleh pengasuhnya, Remi Silado, lembaran khusus ini diberi nama “Puisi Mbeling”.
Ciri Puisi Mbeling
1. Ciri utama puisi ini adalah kelakar. Kata-kata dipermainkan, arti, bunyi, dan tipografi dimanfaatkan untuk mencapai efek kelakar. Sebagian besar puisi mbeling menunjukkan bahwa maksud penyair hanya sekadar mengajak pembaca berkelakar saja, tanpa maksud lain yang disembunyikan.
Contoh
Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidurnya ia bermimpi
Ada sikat gigig menggosok-gosok mulutnya supaya
terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa kejadian itu terlalu
Berlebih-lebihan
Yudhistira Ardinugraha
2. Kritik sosial
3. Kritik terhadap dominasi lama dalam perekonomian
4. Ejekan terhadap sikap sungguh-sungguh penyair umumnya dalam menghadapi puisi.
Taufik Ismail menyebutnya dengan puisi yang mengkritik puisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar